CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 27 Januari 2009

NAMA DAN N.I.M

JUMAIDIL IKHSAN

06.12.1918

cerita ttg distro


Kamu-kamu mungkin pernah mendengar yang namanya Maximum Rock and Roll, Sniffin Glue, Flipside dan sebagainya? Yah, nama-nama tersebut adalah nama dari sebuah media massa indie (independen). Atau nama-nama tersebut masih terasa asing bagi kamu! Bagaimana dengan nama-nama berikut ini Ripple magazine, Outmagz, Brainwash, Minor, dan lain-lain! Yah, itu adalah nama sebagian besar media massa indie yang berkembang di Indonesia. Melihat perkembangan sekarang ini bisa dikatakan bahwa media massa indie menjadi semacam progress dalam sub-kultur indie terutama di kalangan anak muda.

Semenjak gejala indie yang �menyerang� generasi muda kita beberapa tahun ke belakang tentunya menjadi filosofis tersendiri dengan kata-kata �Do It Yourself� (D.I.Y.) yang menjadi semacam ikon atau tagline bagi indienista (para kaum indie hehehe�). Indie dikatakan sebagai penggerak kebebasan, berjiwa bebas, bebas sebebas-bebasnya! Tentunya dengan alasan filosofis seperti ini penggerak indie bisa lebih mengutarakan ego dan idealisme tanpa takut dengan segala kekangan-kekangan yang mengikat. Yah, pada intinya kebebasan berekspresi.Spirit indie kemudian datang dengan berbagai ekspresi dan kreativitas. Ada yang menuangkannya ke dalam musik, film, karya seni, komik, novel, maupun ke dalam bentuk media massa! Media massa yang menjadi perantara antara spirit D.I.Y. dengan kreativitas-kreativitas dalam konteks indie itu sendiri (musik, film, karya seni dll.).. Seperti contoh, media massa musik indie dalam waktu 10-15 tahun kebelakang biasa mengangkat musik-musik yang kurang mendapat perhatian seperti musik punk rock, hardcore, thrash metal, grindcore, heavy metal, brutal metal, death metal, black metal, dan sebagainya. Berbeda dengan media massa mainstream yang lebih mengangkat musik-musik komersil saja. Namun, keadaannya kini berbeda. Media massa musik indie tidak hanya mengangkat musik-musik keras saja. Seiring dengan konsentrasi dan perubahan-perubahan signifikan terhadap kultur anak muda itu sendiri maka banyak pula musik-musik indie seperti beraliran indie pop, indie rock, power pop, bahkan jazz yang menjadi tema dari media massa musik indie itu sendiri. Karena esensi sebenarnya yaitu mengangkat musik yang kurang mendapat perhatian dari media massa mainstream dan lebih mengutamakan aspek kreativitas dan unik dibandingkan musik komersil biasa. Kita mengenal nama-nama grup band indie yang membawakan musik pop dan tentunya unik dan kreatif seperti White Shoes And The Couples Company, Sajama Cut, Mocca, Homogenic, Cherry Bombshell, Pure Saturday dll. Mereka adalah sebagian besar nama besar yang berasal dari kalangan indie.Selain musik, fashion pun menjadi hal yang stand-up untuk dijadikan tematis yang sesuai dengan kontekstual indie. Apalagi fenomena distro (distribution outlet) sudah menjadi ikon bagi indie itu sendiri, so fashion dan sub-subnya seperti clothing dan desain grafis menjadi hal yang menarik juga untuk diperhatikan. Untuk hal-hal seperti ini di Bandung kita mengenal media massa indie seperti Majalah Jeune, Majalah Slow, Majalah Suave, dll.<>

Filosofis Indie

Informasi. Itu adalah kata kunci yang sebenarnya. Dengan kekebasan berekspresi dan spirit D.I.Y. kini semua orang tidak hanya ingin menjadi penikmat informasi tetapi juga pemberi informasi. Perkembangan budaya terutama kultur anak muda di Indonesia dengan semangat independensi atau D.I.Y. (Do It Yourself) memberikan kesempatan-kesempatan untuk menyajikan informasi kepada ruang publik secara bebas. Banyak sekali majalah-majalah indie, bulletin-buletin komunitas, newsletter propaganda, fanzine, dan masih banyak lagi. Meski penyajian seperti itu tidak menyajikan informasi secara global, tetapi hal itu merupakan suatu pembenaran dengan memberikan sedikit kontribusinya bagi perkembangan informasi di Indonesia hingga saat ini. Setidaknya bagi golongan tertentu. Tentunya sangat banyak objek terhadap kultur indie itu sendiri sebagai bentuk eksploitasi kultur anak muda. Biasanya media massa indie itu lebih menceritakan kultur yang sangat dekat dengan komunitasnya, seperti komunitas musik punk rock, metal, hardcore, atau komunitas dalam bidang olahraga skateboard, BMX, atau bidang lifestyle seperti fashion.

Saya ingin menegaskan bahwa pada intinya yang melandasi dari media massa indie itu sendiri yaitu kebebasan berekspresi tanpa takut kekangan-kekangan dengan objek-objek berita yang jarang diangkat oleh media massa mainstream. Mengangkat hal-hal kecil di seputar kita yang jarang terekspose. Mengajak diri bersikap kritis dan mencoba menuangkannya ke dalam bentuk tulisan sebagai bentuk protes kita terhadap hal apapun baik itu politik, sosial, maupun budaya. Karena biasanya justru media-media massa indie seperti itu lebih bebas dan lepas untuk mengungkapkan kepahitan secara blak-blakan dalam bidang politik, sosial, dan budaya terutama media-media massa indie yang berlandaskan kultur punk contoh kalau di luar negeri seperti Sniffin Glue dan di Indonesia seperti Brainwashed. Mereka berani. Karena itu tadi DO IT YOURSELF!!!

Surat dari seorang IBU


Dec 13, '07 11:00 AM
for everyone

Assalaamu'alaikumwarohmatullohiwabarokaatuh

Nak, Ibu bukan orang yang pintar, yang tidak tamat Sekolah Rakyat (mungkin saat ini disebut Sekolah Dasar). Ibu tidak mau kamu seperti ibu. Kamu harus bisa menjadi orang pintar, agar tidak dibodohi orang-orang pintar, karena ibu telah sering dibodohi. Kamu harus bisa lulus kuliah, karena kata Pak Lurah, orang yang sudah lulus bangku kuliah berbeda dengan orang yang sudah lulus bangku sekolah. Kata Pak Lurah juga, orang kuliahan itu dilatih untuk bisa berpikir cara memecahkan masalah yang ada, bukan malah menambah masalah.

Nak, di tempat kuliah kamu harus hati-hati dalam mencari teman dan bergaul. Kamu tahu anak Pak Tuan, teman kamu mengaji dan bermain, kini setelah beberapa bulan kuliah, dia sering meminta uang tambahan untuk beli buku, atau untuk biaya aktivitas dia di organisasi kemahasiswaan. Ibu dengar itu dari Bapak, katanya Pak Tuan sendiri yang bilang pas sedang mengobrol di warung kopi minggu kemarin. Tapi kemarin, dua orang polisi datang ke rumah Pak Tuan, kata tetangga sebelah rumah Pak Tuan, ternyata anaknya terlibat dalam pemerkosaan seorang anak SMA. Pemerkosaan itu terjadi ketika anaknya Pak Tuan dan teman-temannya baru pulang dari tempat dugem. Nak, kamu tahu apa itu tempat dugem? Memang tempat seperti apa dugem itu? Kenapa bisa membuat orang seperti anaknya Pak Tuan melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama? Tapi ibu yakin kamu tidak akan pernah ke tempat dugem.

Nak, Ibu bangga sama kamu. Kamu ingat, kamu pernah bilang agar Bapak tidak perlu lagi mengirim uang bulanan atau biaya kuliah, karena sudah bisa bayar sendiri. Bapak langsung marah saat mendengar permintaan kamu itu, walaupun saat tengah malamnya ibu sempat mendengar betapa bangganya bapak kepadamu. Dan seperti yang Bapak katakan, kami akan tetap mengirimkan uang bulanan mu. Biarkanlah kami untuk tetap mengirimi kamu sesuatu agar kami bisa merasakan kamu tetap di dekat kami. Gunakanlah uang kiriman kami sebagai modal usaha kamu, atau mungkin untuk biaya nikah kamu, kamu ingin nikah muda, kan? Seperti anaknya Si Mbah. Sekarang Kamu sudah punya calon belum? Jangan minder dengan wajah kamu ya. Ingat kata Pak Ustadz, seburuk apapun penampilan seseorang, semiskin apa pun ekonomi seseorang, dan serendah apa pun tingkat pendidikan seseorang, ketika dia dijodohkan dengan seseorang yang rupawan, kaya, dan cerdas oleh 4JJ1 Subhanahuwata'ala, maka tidak ada yang bisa menghalanginya. Kamu masih ingat kan kata pak Ustadz, bahwa Rosululloh Sholallohu'alaihiwasalam menyuruh orang yang ingin menikah untuk menjadikan agama sebagai kriteria utama, baru kemudian harta, keluarga, dan ilmunya. Dan inget ya, kamu tetap laki-laki tertampan di dunia, tentunya setelah Bapak.

Nak, kamu masih terus ngaji kan? Hati-hati juga ya dalam memilih tempat ngaji. Kamu juga harus jaga prilaku kamu, jangan pernah puas dengan ilmu kamu yang sekarang. Jangan sampai kamu memanfaatkan kepintaran kamu dengan cara membodohi orang-orang yang tidak sepintar kamu. Meskipun Ibu ini orang bodoh, Ibu sempat miris mendengar ada orang-orang yang telah lulus kuliah dibodohi dengan ajaran agama. Meskipun ibu ini bukan orang pintar, tapi ibu yakin, kalau ada yang mengaku sebagai nabi pengganti RosululLoh Muhammad Sholallohu'alaihiwasalam adalah orang yang bodoh. Orang yang mengubah cara-cara dalam sholat adalah orang bodoh, dan orang yang lebih bodoh lagi adalah yang membenarkan dan mengikuti orang tersebut. Kata Pak Ustadz, orang bodoh itu adalah orang yang tidak menggunakan akal dan hatinya dalam berpikir. Kamu jangan pernah percaya kepada mereka, apalagi percaya kepada diri sendiri, karena kata Pak Ustadz, itu namanya Syirik, kita hanya boleh percaya kepada Alloh Subhanahuwata'ala.

Sudah dulu ya, nak. Sekarang sudah Shubuh. Jangan lupa Sholat lima waktu. Meskipun ibu tidak ada di dekat kamu untuk memelukmu, do'a Ibu dan Bapak akan selalu memeluk mu sepanjang waktu

Wassalaamu'alaikumwarohmatullohiwabarokaatuh

Minggu, 18 Januari 2009

A SECRET OF FINANCIAL MANAGEMENT

A huge earning is usually considered for measuring the wealth of someone. However, why do so many people with huge income frequently end up running out of money in the middle or at the end of the month? What is the problem?

If you have a job now, do you remember the first one you ever had? Usually, the first experience on work is the most unforgettable experience.

Let's take an example. Anto was still living with his family until he got a job at the age of 23, as a clerk in a trading company. At that time, he had just graduated. Although he had to go through a probationary period, Anto was so excited when he knew that he would get his first salary. His salary was Rp 600,000, which he would receive on the 27th.

We can guess what he would want to do: he wanted to treat his family. He wanted to express his gratitude for getting a salary for the first time in his life, and he also wanted to show them that he was independent now.

Let's see: he received the salary on the 27th. On the 29th he took his family out for a meal in an all-you-can-eat restaurant, so each of them could satisfy their appetite. The pre-tax cost for one person was Rp 22,000, and after tax was Rp 24,200 per person. All of his family members were 7, consisting of his father, mother, one big brother and 3 annoying younger brothers. All was 6, plus Anto made it 7. It means that he had to pay the dinner bill of Rp 169,400. Which means, only 2 days after he received his salary, he had already spent 28% out of his salary for that month. So, he had only Rp 430,600 left for the rest of the month.

"No problem", thought Anto. "It's my own family that I treated, not other people. Besides, it's not every day I do that. Once a month is enough." Days went by. One week, 2 weeks, 3 weeks. "Hmm…that stuff in the mall looks pretty good. There is a very interesting looking shirt. Okay, it costs Rp 28,000. There's also this nice pair of trousers to wear for work. Very cheap, costs only Rp 65,000. It won't hurt to look stylish at the office". He then started buying things. "Okay", Anto thought, "one shirt and a pair of pants for this month. The rest of my salary would be used for transportation and food until the end of the month" .

What happened? On the 24th of the next month, just three days before his second-month payday, he had only Rp 50,000 left.

Anto started thinking. Okay...., such was because he spent most of his money to treat his family. Also this was his first time working. Within the coming months, his finance would be better.

The second month, he got his salary again. Still in the same amount. No raise yet. The difference was no more treating the family. Days and weeks went by. A few days before his third salary, he only had Rp 75,000 left.

Three months passed by, he was finally accepted as permanent employee. He got a Rp 150,000 raise to Rp 750,000. "Not bad", Anto thought. This meant that I would be able to "breath" and save a little. But strangely, a few days before even one month period ended, his still had only little money left. The sixth month, the seventh month, the eight month, although he got a raise, but he still ran out of money and could not put any into savings.

As a matter of fact, Anto is not the only one, whose income is under Rp 1m, with this problem. Even people with millions per month income still have trouble saving money.

What is really happening? Many people think that by getting a raise, they will not run out of money in the middle of the month and they can save for sure. Every month they hope that they will get a raise the next months. But after they really get a raise, they still run out of money.

It is clear that the solution here lies not on how big your income is. The amount of your income does not guarantee that you will not run out of money in the middle of the month. The size of your income does not guarantee that you will be able to save. The key here is not how much money you make, but how you manage your income so that it can be stretched in a one-month period.

There is no fixed way on the right method to manage your finance. However, based from experiences, there are several things that can help you manage your finance well each month:

  1. Plan your income and outcome every month.
  2. Carry out the plan strictly.
  3. Have reserved fund.
  4. Join insurance plan.
In the next number, we will discuss each of the approaches.